ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN AMPAS KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN CABAI
Oleh
Kelompok 2
Ihfah Khaerawaty Gau
A. Reskyati Maulidia
Eriska Amsari
Khaera Tunnisa
Firda Agustini
Riswanda
SMA NEGERI 8 BULUKUMBA
***********
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya jualah
sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul Analisis Pengaruh Pemberian Ampas Kopi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai dapat terselesaikan.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
termasuk kepada pembimbing kami. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan
memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh ampas kopi yang selama ini
terbuang begitu saja terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah
“Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya kami membuka tangan
selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Imliah ini.
Akhirnya kami mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini
dapat berguna bagi masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Bulukumba.
Bulukumba,
14 Agustus 2013
Ihfah
Khaerawaty Gau, dkk.
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul………………………………………………………………………..
|
i
|
|
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………..
|
ii
|
|
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………
|
iii
|
|
Bab
I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………
|
1
|
|
A.
Latar Belakang……………………………………………………..
|
1
|
|
B.
Rumusan Masalah………………………………………………….
|
1
|
|
C.
Tujuan Penelitian…………………………………………………..
|
1
|
|
D.
Manfaat Penelitian…………………………………………………..
|
2
|
|
Bab
II
KAJIAN
TEORI…………………………………………………………………………
|
3
|
|
A.
Kajian Pustaka……………………………………………………..
|
3
|
|
B.
Kerangka Pikir………………………………………………………
|
12
|
|
C.
Hipotesis……………………………………………………………
|
13
|
|
Bab
III
METODOLOGI
PENELITIAN…………………………………………………………
|
14
|
|
A.
Jenis Penelitian…………………………………………………….
|
14
|
|
B.
Variabel Penelitian…………………………………………………
|
14
|
|
C.
Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………
|
14
|
|
D.
Alat dan Bahan……………………………………………………..
|
15
|
|
E.
Prosedur Penelitian…………………………………………………
|
15
|
|
F.
Teknik Analisis Data……………………………………………….
|
16
|
|
Bab
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………..
|
17
|
|
A.
Hasil………………………………………………………………..
|
17
|
|
B.
Pembahasan…………………………………………………………
|
18
|
|
Bab
V
PENUTUP……………………………………………………………………………….
|
19
|
|
A.
Kesimpulan ………………………………………………………..
|
19
|
|
B.
Saran………………………………………………………………..
|
19
|
|
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………
|
20
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman
cabai adalah tanaman pangan yang sering digunakan oleh masyarakat, khusunya
masyarakat Indonesia. Cabai dengan banyak gizi yang dikandungnya juga sangat
bermanfaat bagi kesehatan, sekaligus sebagai pelengkap rasa pada masakan. Dari
sekian banyaknya keunggulan cabai, maka tentu saja kebutuhan akan cabai juga
akan meningkat.
Banyaknya
permintaan akan kebutuhan cabai, mendorong kami sebagai peneliti untuk
meningkatkan jumlah produksi cabai melalui ampas kopi, yang selama ini terbuang
begitu saja menjadi bermanfaat. Dengan adanya ampas kopi, atau sisa kopi pada
secangkir kopi, maka kami berinisatif untuk menggunakannya dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai, disbanding dengan hanya menyiram
tanaman cabai dengan air.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut.
- Bagaimana pengaruh pemberian ampas kopi terhadap pertumbuhan tanaman cabai?
- Apakah ampas kopi dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman cabai?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
penelitian ini, adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas kopi terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
- Untuk mengetahui dapatkah ampas kopi mempercepat laju pertumbuhan tanaman cabai.
D.
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini, adalah sebagai berikut.
- 1. Membantu masyarakat dalam meningkatkan produksi tanaman cabai.
- 2. Membantu masyarakat untuk mengetahui bahwa ampas kopi yang selama ini terbuang dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman cabai.
- 3. Membantu masyarakat dalam mengetahui kandungan zat yang terdapat dalam ampas kopi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kajian
Pustaka
1. Tanaman
Cabai
Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa)
adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan
sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu,
buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa
makanan.
A. Asal
Usul dan Perkembangan Tanaman Cabai
Tanaman
cabai (hot pepper) berasal dari
daratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah.Tanaman cabai tumbuh kira-kira sejak
2500 tahun sebelum Masehi.Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan
mengembangkan cabai adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika
Tengah, dan orang Aztek di Meksiko.Mereka memanfaatkannya sebagai bumbu
masakan. Christopher Colombus yang mendarat di pantai San Salvador pada tanggal
12 Oktober 1492 menemukan penduduk setempat banyak yang menggunakan buah merah
menyala berasa pedas sebagai bumbu masakan. Kemudian Columbus membawa cabai
dari benua Amerika ke Spanyol untuk dipersembahkan kepada Ratu Isabella sebagai
hasil temuannya di benua Amerika.Pada tahun 1500-an, bangsa Portugis mulai
memperdagangkan cabai ke Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina, dan
Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki menduduki wilayah Portugis di
Hormuz, teluk Persia. Saat Turki menduduki Hongaria, cabai pun dibudidayakan di
Hongaria.
Hingga
sekarang belum ada data yang pasti mengenai kapan cabai dibawa masuk ke
Indonesia. Menurut dugaan kemungkinan cabai dibawa oleh saudagar-saudagar dari
Persia ketika singgah di Aceh. Sumber lain menyebutkan bahwa cabai masuk ke
Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis.
Ø Morfologi
Tanaman Cabai
Tanaman
cabai termasuk tanaman semusim (annual)
yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi
tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm.
Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum),
tanaman cabai tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabai tertutup oleh
kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabai
terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan
berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan
bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan
daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam
sub-kelas Sympetalae. Cabai termasuk
dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae).
Ø Klasifikasi
Tanaman Cabai
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Subkelas :
Sympetalae
Ordo :
Tubiflorae (Solanales)
Famili :
Solanaceae
Genus :
Capsicum
Spesies :
Capsicum annum L.
Ø Anantomi
Tanaman Cabai
a.
Akar Tanaman Cabai
Perakaran
tanaman cabai merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan
akar laterl (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar
tersier). Panjang akar primer berkisar 35 – 50 cm. Akar lateral menyebar dengan
panjang berkisar 35 – 45 cm.
b.
Batang Tanaman Cabai
Batang
utama tanaman cabai tegak lurus dan kokoh, tinggi sekitar 30 – 40 cm, dan
diameter batang sekitar 1,5 – 3,0 cm. Batang utama berkayu dan berwarna cokelat
kehijauan. Pada budidaya cabai intensif pembentukan kayu pada batang utama
mulai terjadi pada umur 30 – 40 hari setelah tanam (HST). Pada setiap ketiak
daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10 – 15 HST. Namun pada
budidaya cabai intensif, tunas-tunas baru itu haru dirempel.
Dilihat
dari pertumbuhannya, pertambahan panjang tanaman cabai diakibatkan oleh
pertumbuhan kuncup secara terus-menerus. Pertumbuhan seperti ini disebut
pertumbuhan simpodial. Cabang primer akan membentuk percabangan sekunder dan
cabang sekunder membentuk percabangan tersier terus- menerus. Pada budidaya
cabai secara intensif akan terbentuk sekitar 11 – 17 percabangan pada satu
periode pembungaan.
c.
Daun Tanaman Cabai
Daun
tanaman cabai berwarna hijau muda sampai gelap. Daun ditopang oleh tangkai
daun.Tulang daun berbentuk menyirip. Secara keseluruhan bentuk daun tanaman
cabai besar adalah lonjong dengan ujung daun meruncing.
d.
Bunga dan Buah Cabai
Seperti
umumnya famili Solanaceae, bunga tanaman cabai berbentuk terompet (hyporcrateriformis). Bunga tanaman cabai
tergolong bunga yang lengkap (completus)
karena terdiri dari kelopak bunga (calyx),
mahkota bunga (corrola), benang sari
(stamen), dan putik (pistillium). Alat kelamin jantan (benang
sari) dan alat kelamin betina (putik) pada tanaman cabai terletak dalam satu
bunga sehingga disebut berkelamin dua (hermaphroditus).
Bunga cabai tumbuh di percabangan (ketiak daun), terdiri dari 6 helai kelopak
bunga berwarna hijau dan 5 helai mahkota bunga berwarna putih.
Tangkai
putik berwarna putih dengan kepala putik berwarna kuning kehijauan. Dalam satu
bunga terdapat satu putik dan enam benang sari. Tangkai sari berwarna putih
dengan kepala sari berwarna biru keunguan. Setelah penyerbukan akan terjadi
pembuahan. Pada saat pembentukan buah, mahkota bunga rontok tetapi kelopak
bunga tetap menempel pada buah. Bentuk buah bervariasi, tergantung pada
varietasnya.
2. Ampas
Kopi
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses
pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوة (qahwah) yang berarti kekuatan, karena
pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan
menjadi kahveh yang berasal dari
bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasaBelanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi
yang dikenal saat ini.
Secara
umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan
robusta.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman
berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua
Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang
hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang
dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu
memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan
aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit
kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Ø Manfaat
Ampas Kopi
a. Manfaat
ampas kopi untuk kulit.
Cara Mencerahkan Kulit
Wanita, manfaat ampas kopi untuk kulit digunakan sebagai scrub kopi.Cara
menggunakan ampas kopi untuk scrub; Ampas kopi campurkan dengan minyak zaitun
dan susu pembersih, aduk dengan rata. Kemudian ambillah campuran scrub kopi
tersebut secukupnya untuk dioleskan ke punggung, tangan dan kaki, gosok
perlahan. Jika sudah merata, diamkan sekurangnya 5 menit. Jika kulit anda
sensitif, sebelum dioles ke tubuh coba terlebih dahulu ke punggung
tangan.Sesudah ampas kopi kering, basahi dengan air, lakukan pemijatan selama 3
menit. Kemudian bilas hingga bersih. Setelah dibilas, keringkan kulit selama 3
menit.
b. Manfaat
ampas kopi untuk kecantikan.
Pastikan ampas seduhan
kopi jangan dibuang percuma. Selain untuk dikonsumsi, banyak sekali manfaat ampas
kopi untuk kecantikan kulit.
c. Manfaat
ampas kopi untuk wajah.
Selain untuk kulit juga
ampas kopi digunakan sebagai masker kopi.
d. Manfaat
ampas kopi dapat digunakan sebagai neutraliser bau.
Jika saluran pembuangan
dapur Anda bau, ambillah secangkir bubuk kopi kemudian masukkan ke dalam lubang
saluran pembuangan dapur Anda dengan air mendidih, maka baunya akan berkurang.
3. Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan
ukuran yang bersifat permanen (tetap), tidak dapat kembali (irreversible), dan dapat dinyatakan
secara kuantitatif.
Proses pertumbuhan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintesis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan
molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Tahap pembelahan sel,
yaitu satu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2. Tahap pembesaran sel,
yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak.
3. Tahap diferensiasi sel,
yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk
khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi.
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
-
Faktor Luar (Eksternal)
a) Air
(H2O)
Air merupakan kebutuhan
yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan sebagai media
berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen dasar pembentukan makanan,
dan membantu mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh.
b) Oksigen
(O2)
Oksigen dibutuhkan
tumbuhan untuk menghasilkan energy. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses
tumbuh dan berkembang tumbuhan menjadi terganggu.
c) Karbon
Dioksida (CO2)
Seperti air, karbon
dioksida dibutuhkan untuk proses pembentukan zat makanan melalui proses
fotosintesis. Kekurangan suplai karbon dioksida juga akan menyebabkan pembentukan
makanan menjadi berkurang.
d) Suhu
Pada dasarnya, suhu
yang dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan perkembangannya berbeda-beda,
bergantung pada jenis tumbuhan dan tempat hidupnya. Namun, secara umum
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan biasa berlangsung pada suhu 4-45˚C dan
optimum pada kisaran suhu 28-33˚C.
e) Cahaya
Cahaya dibutuhkan
tumbuhan agar dapat melakukan fotosintesis. Tumbuhan yang dipelihara dalam
ruangan gelap atau memperoleh cahaya redup akan menghasilkan batang yang tumbuh
panjang tetapi dalam kondisi lemah; daun berukuran kecil; dan tumbuhan tampak
berwarna pucat. Peristiwa pertumbuhan yang demikian dikenal sebagau gejala etiolasi.
f) Unsur
Hara dalam Tanah
Tumbuhan membutuhkan
berbagai unsure hara yang tersimpan di dalam tanah. Semua unsur hara tersebut
digunakan sebagai komponen penyusun organic dalam sel.
g) Polutan
Berbagai jenis polutan
dapat menghambat pertumbuhan. Polutan berupa gas-gas beracun (seperti karbon
monoksida, belerang dioksida, hydrogen fluoride, hydrogen sulfida) dapat
menghambat pertumbuhan, bahkan kematian tumbuhan.
-
Factor Dalam (Internal)
a) Gen
/ DNA / Materi Penurunan Sifat
Gen berfungsi
mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, termasuk
pertumbuhan. Meskipun dua tumbuhan mendapat pengaruh lingkungan yang sama,
tetap jika kedua tumbuhan tersebut memiliki gen yang berbeda maka kemampuan
tumbuhnya pun berbeda.
b) Hormon
Aktivitas tumbuh dan
berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa hormone tumbuhan (fitohormon). Ada enam macam hormone
tumbuhan, yaitu
1. Auksin
Auksin diperoleh pada
bagian ujung batang (pucuk) dan daun muda yang kemudian didistribusikan ke
bagian bawah. Berikut beberapa fungsi auksin.
·
Memengaruhi pertumbuhan apikal (ujung
batang)
·
Memengaruhi perkembangan buah
·
Mengurangi pertumbuhan cabang lateral
·
Memengaruhi proses jatuhnya daun dan
buah
·
Merangsang pembentukan akar liar
2. Giberelin
Giberelin banyak
terdapat pada bagian ujung daun, kuncup, biji, dan ujung akar. Berikut ini
beberapa fungsi dari giberelin.
·
Merangsang pertumbuhan batang, daun, dan
akar
·
Merangsang pematangan serbuk sari dan
pertumbuhan tangkai serbuk sari
·
Merangsang perkembangan bunga (pada
tumbuhan tertentu)
·
Merangsang pertunasan pada kuncup
·
Mengehntikan dormansi pada biji
·
Mempercepat perkecambahan pada biji
3. Sitokinin
Beberapa fungsi dari
hormone sitokinin adalah sebagai berikut.
·
Menyebabkan pertumbuah embrio dan
meningkatkan pertumbuhan rata-rata sel yang diisolasi di laboratorium
·
Merangsang pembelahan pada sel yang
berhenti bermitosis
·
Bersama auksin menyebabkan meningkatnya
kecepatan pembelahan sel
·
Mempertahankan warna pada daun sehingga
tidak cepat berubah menjadi kuning setelah dipetik dari pohon
·
Merangsang pemasakan pada buah yang
telah dipetik dari pohon
·
Merangsang diferensiasi sel pada
jaringan meristem
·
Merangsang pertumbuhan tunas lateral
4. Etilena
(etena – CH2CH2)
Gas etilena berfungsi
untuk mempercepat proses pematangan buah, respirasi, dan pengguguran daun. Tempat
pembentukan gas etilena pada masing-masing buah letaknya berbeda-beda, ada yang
di ujung (seperti pada buah pepaya) atau di bagian pangkal (seperti pada buah mangga).
5. Asam
Absisat
Asam absisat berfungsi
menghambat proses pertumbuhan batang (inhibitor)
dan merangsang dormansi biji.
6. Kalin
Kalin berfungsi dalam
pembentukan organ tumbuhan.
B.
Kerangka
Pikir
C.
Hipotesis
Seperti
yang kita ketahui, hipotesis adalah suatu dugaan sementara dalam suatu penelitian.
Dimana, hipotesis dalam penelitian kali ini adalah apabila tanaman cabai
diberikan ampas kopi, maka pertumbuhan tanaman cabai akan menjadi lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman cabai yang biasanya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah jenis
penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang dipergunakan oleh
peneliti terhadap objeknya dengan jalan mengadakan eksperimen-eksperimen. Jenis
penelitian tersebut adalah jenis penelitian yang dimana kami selaku penulis
akan melakukan berbagai percobaan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
tercapai dengan baik.
B.
Variabel
Penelitian
Dalam penelitian ini,
kami menggunakan 3 jenis variabel, yaitu sebagai berikut.
- Ø Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ampas kopi,
- Ø Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman cabai,
- Ø Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tanaman cabai yang tidak diberi ampas kopi.
C.
Waktu
dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu :
a. Tahap
Persiapan
Tahap persiapan dalam
penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013.
b. Tahap
Penerapan atau Pelaksanaan
Tahap penerapan atau
pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2013.
c. Tahap
Penyelesaian
Tahap penyelesaian
dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2013.
b. Tempat
Penelitian
Penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Ampas Kopi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai
ini dilakukan di rumah salah satu peneliti.
D.
Alat
dan Bahan
Dalam
penelitian ini ada beberapa alat dan bahan yang kami gunakan untuk membantu
dalam melakukan eksperimen sekaligus untuk mencapai hasil yang kami harapkan,
diantaranya.
a. Alat
1. Pot
2. Cangkul
3. Penggaris
b. Bahan
1. Bibit
tanaman cabai
2. Ampas
kopi
3. Air
4. Tanah
E.
Prosedur
Penelitian
Data-data
penelitian ini kami peroleh melalui observasi dan eksperimen, sesuai dengan
desain penelitian. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan guna untuk menambah
berbagai macam informasi mengenai kandungan zat yang terdapat ampas kopi
sebagai objek penelitian.
Adapun
langkah-langkah dalam meneliti pertumbuhan tanaman cabai yang diberi ampas kopi
dan tidak diberi ampas kopi adalah, sebagai berikut.
1. Siapkan
segala alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian dan pengamatan.
2. Kemudian
ambil tanah, dan masukkan kedalam pot yang telah disediakan sebagai media tanam
pengganti lahan.
3. Selanjutnya,
tanam bibit cabai di pot yang telah disediakan.
4. Untuk
bibit 1 (Pot 1) diberikan perlakuan, dengan menyiram tanaman 2 kali setiap dua hari
dengan air ditambah dengan ampas kopi yang sudah tidak digunakan lagi.
Sedangkan, untuk bibit 2 (Pot 2) diberikan perlakuan, dengan menyiram tanaman 2
kali setiap dua harinya dengan air saja. Perlakuan ini dilakukan selama 9 hari,
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
5. Amati
kedua tanaman tersebut, lalu ukur seberapa besar pertumbuhan tanaman tiap
harinya dengan menghitung jumlah daun, dan tinggi batang tanaman cabai.
6. Data
ukuran tinggi tanaman cabai dan jumlah daun dimasukkan dalam tabel data
pengamatan yang selajutnya akan dijadikan sebagai penentu dari hasil
penelitian.
F.
Teknik
Analisis Data
Cara pengujian
dengan menggunakan alat ukur berupa penggaris sebagai alat utama untuk mengukur
seberapa besar keberhasilan ampas kopi dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman
cabai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari
hasil pengamatan yang telah kami lakukan sebagai peneliti terhadap pertumbuhan
tanaman cabai yang diberikan ampas kopi dan tidak diberi ampas kopi, hasilnya
adalah sebagai berikut.
Percobaan
|
Hasil Pengamatan (Bibit 1)*
|
Hasil
Pengamatan (Bibit 2)**
|
||
Tinggi
Tanaman (cm)
|
Jumlah
Daun (lembar)
|
Tinggi
Tanaman (cm)
|
Jumlah Daun (lembar)
|
|
Hari 1
6 Agustus
2013
|
12,5
|
6
|
12,5
|
6
|
Hari 2
7 Agustus
2013
|
13
|
6
|
12,5
|
6
|
Hari 3
8 Agustus
2013
|
13,8
|
6
|
12,9
|
6
|
Hari 4
9 Agustus
2013
|
14
|
6
|
13,2
|
6
|
Hari 5
10 Agustus
2013
|
14,3
|
6
|
13,5
|
6
|
Hari 6
11 Agustus
2013
|
14,6
|
6
|
13,7
|
6
|
Hari 7
12 Agustus
2013
|
15
|
7
|
14,1
|
6
|
Hari 8
13 Agustus
2013
|
15,5
|
7
|
14,5
|
7
|
Hari 9
14 Agustus
2013
|
16,5
|
7
|
14,8
|
7
|
Tabel
1. Tabel Hasil Pengamatan Pertumbuhan pada Bibit Tanaman Cabai
Keterangan
:
*Bibit 1 : Bibit tanaman cabai yang
diberi ampas kopi
**Bibit 2 : Bibit tanaman cabai yang tidak
diberi ampas kopi
Diagram
1. Diagram Garis Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Cabai
B.
Pembahasan
Dari penelitian
yang telah kami lakukan berdasarkan dengan hasil pengamatan, data menunjukkan
bahwa tanaman cabai yang diberi ampas kopi memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan dengan tanaman cabai yang hanya diberi air. Hal ini berarti
ampas kopi memiliki kandungan zat yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman
menjadi lebih cepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian
dan pengamatan yang telah dilakukan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut.
- Pemberian ampas kopi pada tanaman cabai memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan pada tanaman cabai yang tumbuh pada umumnya.
- Ukuran batang tanaman cabai yang telah diberikan ampas kopi lebih tinggi dibandingkan tanaman cabai yang tumbuh pada umumnya.
- Batang tanaman cabai yang telah diberikan ampas kopi memiliki bentuk batang yang tegak dibandingkan tanaman cabai tanpa pemberian ampas kopi.
B. Saran
Dari hasil penelitian
dan pengamatan yang telah dilakukan, maka sarannya adalah sebagai berikut.
- 1. Sebaiknya penelitian yang kami lakukan ini dapat dilanjutkan oleh para peneliti lainnya guna peningkatan dan pengembangan dalam bidang pertanian.
- 2. Pemanfaatan limbah ampas kopi ini diharapkan dapat dorongan agar dapat terus berinovasi.
- 3. Pemanfaatan limbah ampas kopi ini diharapkan dapat digunakan dengan sebaiknya guna meningkatkan produksi cabai dalam menanggulangi peningkatan kebutuhan cabai di masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi,
Bagod & Siti Laila. 2007. Biologi
SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Yudhistira.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai
diakses pada tanggal 13 Agustus 2013
http://huderi.wordpress.com/tag/pengertian-cabai/
diakses pada tanggal 13 Agustus 2013
Download versi lengkapnya di sini !
Alhamdulillah masih ada saudara yang ikhlas berbagiilmu.
BalasHapusSemoga menjadi inspirasi bagi kita semua... Amiin yaa Rabbul alamin.