“Analisis
Kepercayaan Masyarakat Kajang Ammatoa dalam
Penggunaan
Pakaian Berwarna Hitam”
Oleh
:
Aswar
Amrul
Ihfah
Khaerawaty Gau
Sainal
Sultan
Irma
Rahayu
Elma
Yulianti
Firda
Agustini
SMAN
8 BULUKUMBA
2013/2014
ABSTRAK
Aswar Amrul, dkk. Analisis kepercayaan
masyrakat Kajang ‘Dalam’ dalam penggunaan pakaian berwarna hitam. Dibimbing
oleh Surisman. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
Kata Kunci : 1Kajang
2Kajang ‘Dalam’ 3Pakaian Hitam
Latar belakang penelitian karya
ilmiah ini adalah menganalisis tentang kepercayaan masyarakat Kajang Tanah Toa
dalam penggunaan pakaian berwarna hitam.
Oleh karena itu, kami berinisiatif
untuk melakukan penelitian tentang Masyarakat Kajang Tanah Toa yang terkenal
akan kekentalan budayanya.
Kajang Tanah Toa adalah salah satu
daerah di Kabupaten Bulukumba yang memiliki berbagai macam budaya khas, dan
masih ada sampai saat ini.
Tujuan diadakannya penelitian ini
adalah untuk mengkaji bagaimana kepercayaan masyarakat Kajang Tanah Toa dalam
penggunaan pakaian berwarna hitam.
Manfaat
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepercyaan masyarakat Kajang
Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam, mulai dari latar belakang
adanya kebudayaan tersebut sampai pengaruh apabila tidak menggunakan pakaian
berwarna hitam.
Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kajang Tanah Toa yang sangat taat akan
tradisi luhur mereka menggunakan pakaian berwarna hitam dari nenek moyang
mereka. Hal ini berlangsung turun temurun dan sampai pada generasi sekarang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Selain itu, anggapan para masyarakat Kajang Tanah Toa yang mengganggap bahwa
warna Hitam melambangkan rendah diri, dan baik hati, serta kesamaan derajat
artinya semua orang memiliki kedudukan yang sama tanpa memandang status.
Berbeda dengan warna Merah, yang menurut mereka adalah warna yang melambangkan
keangkuhan, dan kesombongan.
Namun, itu
kembali lagi pada diri pribadi masing-masing, bagaimana kita menanggapi situasi
yang ada, dan tetap menghargai pendapat ataupun anggapan orang lain.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya jualah
sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul “Analisis Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’
Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam”
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
termasuk kepada pembimbing kami, Bapak Surisman, S.pd M.pd. Penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini bertujuan memberikan informasi tentang kepercayaan masyarakat
Kajang Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah
“Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya kami membuka tangan
selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Imliah ini.
Akhirnya kami mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah
ini dapat berguna bagi masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Bulukumba.
Bulukumba,
25 April 2013
Aswar
Amrul, dkk.
A.
Latar Belakang
Budaya merupakan
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dimana setiap Negara di dunia
ini memilki budaya masing-masing, khususnya Indonesia.
Indonesia adalah
Negara kepulauan yang juga memilki banyak budaya di dalamnya. Termasuk
daerah-daerah primitif yang memang masih kental akan tradisi-tradisi dan
kebudayaan-kebudayaan. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Dalam hal ini adalah Tana Toa, yaitu salah satu daerah
dari provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang.
Maka dari itu, kami
sebagai penulis mencoba untuk meneliti salah satu kebudayaan yang ada di Tana
toa dan kami mengambil sebuah judul penelitian yaitu “Analisis Kepercayaan Masyarakat
Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan
Pakaian Berwarna Hitam?
2.
Apa yang menjadi konsekuensi apabila tidak menggunakan
pakaian yang berwarna hitam?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui tentang Kepercayaan Masyarakat Kajang
‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam.
2.
Untuk mengetahui
konsekuensi yang akan terjadi apabila tidak menggunakan pakaian yang berwarna
hitam.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Sebagai acuan untuk mengetahui Kepercayaan Masyarakat Kajang
‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam
2.
Sebagai acuan untuk mengetahui konsekuensi yang akan terjadi
apabila tidak menggunakan pakaian yang berwarna hitam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai keanekaragaman
kebudayaan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Adat adalah suatu yang dikenal, diketahui, serta menjadi kebiasaan dalam
masyarakat berupa kata-kata atau macam - macam. Jadi adat dapat diartikan
sebagai sesuatu yang telah menjadi kebiasaan terus menerus berlaku dalam
masyarakat dan menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya. Sekelompok ahli
menyatakan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan system pengetahuan yang menjadi
landasan, pedoman atau acuan terwujudnya perilaku manusia. Budaya dapat
diperoleh melalui proses belajar dalam masyarakat dan lingkungan hidup manusia. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
2. Kawasan adat
Ammatoa terletak di Desa Tana Toa kecamatan Kajang Kabupaten
|
Bulukumba. Warga kawasan adat Ammatoa yang secara intensif berhubungan
dengan dunia luar kawasan. Mereka adalah masyarakat adat yang bersekolah dan
berkuliah di kota. Persentuhan tersebut menimbulkan satu gendre pemahaman baru
yang memberikan implikasi pada warga tersebut. Implikasi yang paling nyata
adalah bahwa masyarakat yang keluar dari kawasan dalam jangka waktu tertentu
dan kemudian ke kawasan adat akan membawa perangkat modernitas. Perangkat
tersebut bukan hanya barang materil,melainkan juga pemahaman baru. Akibatnya,
ada peniruan - peniruan dari masyarakat tersebut yang diaplikasikan dalam pola
kehidupannya. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
Budaya Ammatoa Kajang Yang Unik – Suku Ammatoa di Kajang memang menyimpan
begitu banyak cerita bagi setiap pengunjungnya. keberadaannya yang cukup jauh
dari kota membuat masyarakatnya masih menganut sistem tradisional baik dari
segi ritual keagamaan ataupun sosial kehidupannya. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Etnis Amma Toa berada di
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Letaknya kurang lebih 40 km sebelah timur
Kota Bulukumba. Keunikan budayanya sudah terdengar hingga ke seluruh penjuru
dunia. Keunikan ini pula yang membuat Kajang tiap tahunnya dibanjiri wisatawan
mancanegara.
Orang Ammatoa betul-betul memegang teguh kitab lontara itu. Pasang ri
Kajang menyimpan pesan-pesan luhur. Yakni, penduduk Tana Toa harus senantiasa
ingat kepada Tuhan. Lalu, harus memupuk rasa kekeluargaan dan saling
memuliakan. Orang. Ammatoa juga diajarkan untuk bertindak tegas, sabar, dan
tawakal. Pasang ri Kajang juga mengajak untuk taat pada aturan, dan
melaksanakan semua aturan itu sebaikbaiknya.
Pakaian hitam adalah suatu busana berwarna hitam yang digunakan untuk
menutupi bagian tubuh tertentu. pakaian hitam khususnya yang dikenakan oleh
masyarakat Kajang Tana Toa merupakan simbol dari keseragaman dan kesedrhanaan
bagi mereka. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Mereka sangat memegang teguh adat dan tradisi dari nenek moyang
mereka.
Kepercayaan merupakan suatu bentuk keyakinan terhadap sesuatu yang didasari
dengan apa yang di pikirkan dan apa yang dilakukan. Salah satu kepercyaan
masyarakat Kajang di Tana Toa yaitu penggunaan pakaian Hitam yang mana mereka
gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Memang sangat berbeda dengan kehidupan yang kita
jumpai selama ini, dimana kita tidak bisa jauh dari teknologi modern. Tapi
itulah realitas yang ada bahwa masih ada masyarakat yang begitu konsisten untuk
menjaga prinsipnya. Yah, sekumpulan masyarakat yang selalu mengenakan pakaian
hitam dalam keseharian mereka. Sekelompok masyarakat yang dipimpin oleh seorang
yang sangat mereka hormati dan ikuti setiap apa yang menjadi keputusannya,
pemimpin mereka disebut sebagai AMMATOA. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
AMMATOA adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang pantas untuk
menjadi pemimpin. Adapun dimulainya istilah AMMATOA sejak datangnya ‘Tomanurung’
(menurut kepercayaan; Tomanurung adalah cikal bakal masyarakat di Sul Sel).
AMMATOA yang petama adalah Datuk moyang yang sampai sekarang sudah AMMATOA yang
ke-22 sejak AMMATOA yang pertama. Kedudukan AMMATOA adalah seumur hidup,
artinya sampai Orang yang sudah dilantik jadi AMMATOA meninggal dunia. Setelah
itu dipilih lagi AMMATOA baru yang harus memenuhi beberapa kriteria tertentu
yang merupakan sesuatu yang gaib, artinya mendapat petunjuk dari Turae Ra’na
(baca; Tuhan) untuk melakukan beberapa hal sebelum jadi AMMATOA. Tapi yang
paling penting adalah orang tersebut adalah orang yang jujur, tidak pernah
menyakiti, menjaga diri dari perbuatan jahat, tidak merusak alam serta
senantiasa mendekatkan diri pada “Turae ra’na”. Jadi, jabatan AMMATOA
bukan sesuatu yang didapatkan karena pemilihan secara Demokrasi yang mungkin
bias dengan cara kotor (money Politik, intervensi dan tendensi). Tapi harus
mendapat petunjuk dari Tuhan dan memenuhi syarat yang ada, sehingga bisa
dikatakan bahwa jabatan AMMATOA adalah penunjukan oleh ‘Turae Ra’na’.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode
penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah sebuah metode yang bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau suatu gejala masyarakat
tertentu.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun keterangan
Waktu dalam penelitian karya tulis ilmiah ini akan di uraikan sebagai berikut :
1.
Waktu
Penelitian di
lakukan dengan tiga tahapan yaitu :
a.
Tahapan Persiapan
Pada tahap ini,
peneliti mencari atau menyiapkan segala sesuatu mengenai topic yang menjadi permasalahan.
Tahap persiapan
dilakukan pada tanggal 6 s/d 11 Februari 2013.
b.
Tahap pelaksanaan
pada tahap ini, peneliti terjung langsung ke lapangan untuk
mencari dan mengumpulkan informasi atau referensi-referensi mengenai topik
permasalahan.
Tahap pelaksanaan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2013.
c.
Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini, merupakan tahap pengolahan data sehingga
menjadi sebuah karya tulis.
Tahap ini dilakukan pada tanggal 19 Februari 2013.
2.
Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat di kawasan Tanatoa kecamatan Kajang kabupaten
Bulukumba.
3. Teknik Pengumpulan
Data.
1.
Interview
Interview adalah salah satu
metode mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung
dengan sumber-sumber data (informan) dalam penelitian (subjek penelitian).
2.
Observasi
Observasi adalah pengambilan data yang di lakukan
dengan cara penelitian terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan bukti yang
nyata.
3.
Kepustakaan
Study
pustaka adalah pengambilan data-data yang akan digunakan
dalam penelitian dari literature berupa buku-buku kutipan maupun di internet dan data yang di peroleh diluar dari hasil temuan lapangan.
4. Teknik Analisis
Data
Adapun teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis Kualitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari penelitian yang dilakukan banyak hal yang dapat ditemukan diantaranya,
masyarakat kajang sangat kental dengan budaya pakain hitam karena pakaian hitam
menyimbolkan kesederhanaan masyarakat kajang. Pakaian selain warna hitam
dilarang dikenakan didaerah kajang terutama pakaian berwarna merah, hal
tersebut diakibatkan dengan kepercayaan masyarakat kajang yang konon warna merah
merupakan warna darah, dimana darah yang ada didalam diri seseorang harus
disembunyikan sebagaimana darah yang di tutupi oleh kulit dan daging. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
Apabila ada seseorang yang
melanggar atau tidak mematuhi aturan mengenakan pakaian hitam tersebut, maka orang
tersebut akan diusir dari pemukiman masyarakat kajang dan tidak di akui sebagai
bagian dari masyarakat kajang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Warna hitam yang merupakan simbol bagi
masyarakat kajang, sudah menjadi adat dari pendahulu masyarakat kajang dan tak
ada seorangpun yang berani melanggar aturan tersebut.
B.
Pembahasan
Pakain
hitam merupakan simbol bagi masrakat kajang yang dimana melambangkan
kesederhanaan, kerendahan hati, dan sifat saling menghargai. Masyarakat kajang
sangat menjaga adat tersebut dan tidak ingin melanggar sekalipun. Apabila ada
yang melanggar maka akan diusir dari pemukiman masyarakat kajang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Contoh kecil
penggunaan pakain hitam masyarakat kajang, seperti anak sekolahan yang pada
dasarnya mengenakan pakain putih merah, maka harus mengenakan pakain putih
hitam, bagi siswa yang ingin bersekolah didaerah tersebut harus mengikuti
aturan masyarakat kajang.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka dapat disimpulkan,bahwa
:
1.
Pakaian hitam merupakan simbol dari masyarakat kajang.
2.
Aturan yang dibuat harus ditaati.
3.
Konsekuensi bagi yang melanggar.
4.
Dipersilahkan meninggalkan kawasan ammatoa apabila tidak di
taati.
B.
Saran
1.
Saat meneliti sebaiknya mendapatkan data yang sesuai. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
2.
Informasi yang didapatkan perlu dipertimbangkan terlebih
dahulu sebelum di publikasikan.
3.
Dalam melakukan penelitian langsung, sebaiknya ada yang
menguasai bahasa sekitar (penerjemah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar