" Ihfa's World " (ˆ▿ˆʃƪ)♥

" Ihfa's World " (ˆ▿ˆʃƪ)♥

Minggu, 16 Maret 2014

[ Karya Tulis Ilmiah ] “Analisis Kepercayaan Masyarakat Kajang Ammatoa dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam”

“Analisis Kepercayaan Masyarakat Kajang Ammatoa dalam
Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam”


Oleh :


Aswar Amrul
Ihfah Khaerawaty Gau
Sainal Sultan
Irma Rahayu
Elma Yulianti
Firda Agustini



SMAN 8 BULUKUMBA
2013/2014




ABSTRAK

            Aswar Amrul, dkk. Analisis kepercayaan masyrakat Kajang ‘Dalam’ dalam penggunaan pakaian berwarna hitam. Dibimbing oleh Surisman. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
            Kata Kunci : 1Kajang 2Kajang ‘Dalam’ 3Pakaian Hitam
            Latar belakang penelitian karya ilmiah ini adalah menganalisis tentang kepercayaan masyarakat Kajang Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam.
            Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang Masyarakat Kajang Tanah Toa yang terkenal akan kekentalan budayanya.
            Kajang Tanah Toa adalah salah satu daerah di Kabupaten Bulukumba yang memiliki berbagai macam budaya khas, dan masih ada sampai saat ini.
            Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana kepercayaan masyarakat Kajang Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepercyaan masyarakat Kajang Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam, mulai dari latar belakang adanya kebudayaan tersebut sampai pengaruh apabila tidak menggunakan pakaian berwarna hitam. 
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kajang Tanah Toa yang sangat taat akan tradisi luhur mereka menggunakan pakaian berwarna hitam dari nenek moyang mereka. Hal ini berlangsung turun temurun dan sampai pada generasi sekarang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Selain itu, anggapan para masyarakat Kajang Tanah Toa yang mengganggap bahwa warna Hitam melambangkan rendah diri, dan baik hati, serta kesamaan derajat artinya semua orang memiliki kedudukan yang sama tanpa memandang status. Berbeda dengan warna Merah, yang menurut mereka adalah warna yang melambangkan keangkuhan, dan kesombongan.
Namun, itu kembali lagi pada diri pribadi masing-masing, bagaimana kita menanggapi situasi yang ada, dan tetap menghargai pendapat ataupun anggapan orang lain.




KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dengan judul “Analisis Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’  Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam” dapat terselesaikan.
            Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini termasuk kepada pembimbing kami, Bapak Surisman, S.pd M.pd. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan memberikan informasi tentang kepercayaan masyarakat Kajang Tanah Toa dalam penggunaan pakaian berwarna hitam.
            Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Imliah ini.
Akhirnya kami mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Bulukumba.


                                                                                    Bulukumba, 25 April 2013

                                                                                    Aswar Amrul, dkk.


 BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dimana setiap Negara di dunia ini memilki budaya masing-masing, khususnya Indonesia.
Indonesia adalah Negara kepulauan yang juga memilki banyak budaya di dalamnya. Termasuk daerah-daerah primitif yang memang masih kental akan tradisi-tradisi dan kebudayaan-kebudayaan. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Dalam hal ini adalah Tana Toa, yaitu salah satu daerah dari provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang.
Maka dari itu, kami sebagai penulis mencoba untuk meneliti salah satu kebudayaan yang ada di Tana toa dan kami mengambil sebuah judul penelitian yaitu “Analisis Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam”.

B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam?
2.      Apa yang menjadi konsekuensi apabila tidak menggunakan pakaian yang berwarna hitam?
C.           Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui tentang Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam.
2.       Untuk mengetahui konsekuensi yang akan terjadi apabila tidak menggunakan pakaian yang berwarna hitam.
D.           Manfaat Penelitian
1.      Sebagai acuan untuk mengetahui Kepercayaan Masyarakat Kajang ‘Dalam’ Dalam Penggunaan Pakaian Berwarna Hitam
2.      Sebagai acuan untuk mengetahui konsekuensi yang akan terjadi apabila tidak menggunakan pakaian yang berwarna hitam.

 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.                Kajian Teori.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai keanekaragaman kebudayaan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Adat adalah suatu yang dikenal, diketahui, serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat berupa kata-kata atau macam - macam. Jadi adat dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah menjadi kebiasaan terus menerus berlaku dalam masyarakat dan menjadi kebiasaan masyarakat pada umumnya. Sekelompok ahli menyatakan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan system pengetahuan yang menjadi landasan, pedoman atau acuan terwujudnya perilaku manusia. Budaya dapat diperoleh melalui proses belajar dalam masyarakat dan lingkungan hidup manusia. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)


2. Kawasan adat Ammatoa terletak di Desa Tana Toa kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba. Warga kawasan adat Ammatoa yang secara intensif berhubungan dengan dunia luar kawasan. Mereka adalah masyarakat adat yang bersekolah dan berkuliah di kota. Persentuhan tersebut menimbulkan satu gendre pemahaman baru yang memberikan implikasi pada warga tersebut. Implikasi yang paling nyata adalah bahwa masyarakat yang keluar dari kawasan dalam jangka waktu tertentu dan kemudian ke kawasan adat akan membawa perangkat modernitas. Perangkat tersebut bukan hanya barang materil,melainkan juga pemahaman baru. Akibatnya, ada peniruan - peniruan dari masyarakat tersebut yang diaplikasikan dalam pola kehidupannya. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)

Budaya Ammatoa Kajang Yang Unik – Suku Ammatoa di Kajang memang menyimpan begitu banyak cerita bagi setiap pengunjungnya. keberadaannya yang cukup jauh dari kota membuat masyarakatnya masih menganut sistem tradisional baik dari segi ritual keagamaan ataupun sosial kehidupannya.  (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Etnis Amma Toa berada di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Letaknya kurang lebih 40 km sebelah timur Kota Bulukumba. Keunikan budayanya sudah terdengar hingga ke seluruh penjuru dunia. Keunikan ini pula yang membuat Kajang tiap tahunnya dibanjiri wisatawan mancanegara.
Orang Ammatoa betul-betul memegang teguh kitab lontara itu. Pasang ri Kajang menyimpan pesan-pesan luhur. Yakni, penduduk Tana Toa harus senantiasa ingat kepada Tuhan. Lalu, harus memupuk rasa kekeluargaan dan saling memuliakan. Orang. Ammatoa juga diajarkan untuk bertindak tegas, sabar, dan tawakal. Pasang ri Kajang juga mengajak untuk taat pada aturan, dan melaksanakan semua aturan itu sebaikbaiknya.

Pakaian hitam adalah suatu busana berwarna hitam yang digunakan untuk menutupi bagian tubuh tertentu. pakaian hitam khususnya yang dikenakan oleh masyarakat Kajang Tana Toa merupakan simbol dari keseragaman dan kesedrhanaan bagi mereka. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Mereka sangat memegang teguh adat dan tradisi dari nenek moyang mereka.

Kepercayaan merupakan suatu bentuk keyakinan terhadap sesuatu yang didasari dengan apa yang di pikirkan dan apa yang dilakukan. Salah satu kepercyaan masyarakat Kajang di Tana Toa yaitu penggunaan pakaian Hitam yang mana mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Memang sangat berbeda dengan kehidupan yang kita jumpai selama ini, dimana kita tidak bisa jauh dari teknologi modern. Tapi itulah realitas yang ada bahwa masih ada masyarakat yang begitu konsisten untuk menjaga prinsipnya. Yah, sekumpulan masyarakat yang selalu mengenakan pakaian hitam dalam keseharian mereka. Sekelompok masyarakat yang dipimpin oleh seorang yang sangat mereka hormati dan ikuti setiap apa yang menjadi keputusannya, pemimpin mereka disebut sebagai AMMATOA. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
AMMATOA adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang pantas untuk menjadi pemimpin. Adapun dimulainya istilah AMMATOA sejak datangnya ‘Tomanurung’ (menurut kepercayaan; Tomanurung adalah cikal bakal masyarakat di Sul Sel). AMMATOA yang petama adalah Datuk moyang yang sampai sekarang sudah AMMATOA yang ke-22 sejak AMMATOA yang pertama. Kedudukan AMMATOA adalah seumur hidup, artinya sampai Orang yang sudah dilantik jadi AMMATOA meninggal dunia. Setelah itu dipilih lagi AMMATOA baru yang harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang merupakan sesuatu yang gaib, artinya mendapat petunjuk dari Turae Ra’na (baca; Tuhan) untuk melakukan beberapa hal sebelum jadi AMMATOA. Tapi yang paling penting adalah orang tersebut adalah orang yang jujur, tidak pernah menyakiti, menjaga diri dari perbuatan jahat, tidak merusak alam serta senantiasa mendekatkan diri pada “Turae ra’na”. Jadi, jabatan AMMATOA bukan sesuatu yang didapatkan karena pemilihan secara Demokrasi yang mungkin bias dengan cara kotor (money Politik, intervensi dan tendensi). Tapi harus mendapat petunjuk dari Tuhan dan memenuhi syarat yang ada, sehingga bisa dikatakan bahwa jabatan AMMATOA adalah penunjukan oleh ‘Turae Ra’na’.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


1. Metodologi Penetilian

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah sebuah metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau suatu gejala masyarakat tertentu.

2. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun keterangan Waktu dalam penelitian karya tulis ilmiah ini akan di uraikan sebagai berikut :
1.      Waktu
Penelitian di lakukan dengan tiga tahapan yaitu :
a.      Tahapan Persiapan
Pada tahap ini, peneliti mencari atau menyiapkan segala sesuatu mengenai topic  yang menjadi permasalahan.
Tahap persiapan dilakukan pada tanggal 6 s/d 11 Februari 2013.
b.      Tahap pelaksanaan
pada tahap ini, peneliti terjung langsung ke lapangan untuk mencari dan mengumpulkan informasi atau referensi-referensi mengenai topik permasalahan.
Tahap pelaksanaan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2013.
c.       Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini, merupakan tahap pengolahan data sehingga menjadi sebuah karya tulis.
Tahap ini dilakukan pada tanggal 19 Februari 2013.
2.      Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat di kawasan Tanatoa kecamatan Kajang kabupaten Bulukumba.

3. Teknik Pengumpulan Data.
1.      Interview
Interview adalah salah satu metode mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan sumber-sumber data (informan) dalam penelitian (subjek penelitian).
2.      Observasi
Observasi  adalah pengambilan data yang di lakukan dengan cara penelitian terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan bukti yang nyata.
3.      Kepustakaan
Study  pustaka  adalah  pengambilan data-data yang akan digunakan dalam penelitian dari literature berupa buku-buku kutipan maupun di internet dan data yang di peroleh diluar dari hasil temuan lapangan.

4. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis Kualitatif.



 BAB IV 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.           Hasil
Dari penelitian yang dilakukan banyak hal yang dapat ditemukan diantaranya, masyarakat kajang sangat kental dengan budaya pakain hitam karena pakaian hitam menyimbolkan kesederhanaan masyarakat kajang. Pakaian selain warna hitam dilarang dikenakan didaerah kajang terutama pakaian berwarna merah, hal tersebut diakibatkan dengan kepercayaan masyarakat kajang yang konon warna merah merupakan warna darah, dimana darah yang ada didalam diri seseorang harus disembunyikan sebagaimana darah yang di tutupi oleh kulit dan daging. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
               Apabila ada seseorang yang melanggar atau tidak mematuhi aturan mengenakan pakaian hitam tersebut, maka orang tersebut akan diusir dari pemukiman masyarakat kajang dan tidak di akui sebagai bagian dari masyarakat kajang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Warna hitam yang merupakan simbol bagi masyarakat kajang, sudah menjadi adat dari pendahulu masyarakat kajang dan tak ada seorangpun yang berani melanggar aturan tersebut.
B.            Pembahasan

 
                 
               Pakain hitam merupakan simbol bagi masrakat kajang yang dimana melambangkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan sifat saling menghargai. Masyarakat kajang sangat menjaga adat tersebut dan tidak ingin melanggar sekalipun. Apabila ada yang melanggar maka akan diusir dari pemukiman masyarakat kajang. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/) Contoh kecil penggunaan pakain hitam masyarakat kajang, seperti anak sekolahan yang pada dasarnya mengenakan pakain putih merah, maka harus mengenakan pakain putih hitam, bagi siswa yang ingin bersekolah didaerah tersebut harus mengikuti aturan masyarakat kajang.








PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka dapat disimpulkan,bahwa :
1.      Pakaian hitam merupakan simbol dari masyarakat kajang.
2.      Aturan yang dibuat harus ditaati.
3.      Konsekuensi bagi yang melanggar.
4.      Dipersilahkan meninggalkan kawasan ammatoa apabila tidak di taati.


B.            Saran
1.      Saat meneliti sebaiknya mendapatkan data yang sesuai. (http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/)
2.      Informasi yang didapatkan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum di publikasikan.
3.      Dalam melakukan penelitian langsung, sebaiknya ada yang menguasai bahasa sekitar (penerjemah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar